Proses Pembuatan Batik Tulis
Batik adalah seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam. Batik merupakan salah satu bentuk seni kuno yang populer di Indonesia. Kain batik bahkan menjadi kain tradisional asal Indonesia yang telah mendunia dan diakui oleh banyak negara.
Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer pada akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan saat itu semuanya adalah batik tulis, yakni sampai awal abad XX.
Untuk batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut dengan batik tulis. Proses pembuatan batik sendiri tak bisa dikatakan mudah. Terdapat banyak langkah yang harus dilalui.
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.
Proses dan Istilah Pembuatan Batik Tulis:
- Pemotongan bahan baku (mori) sesuai dengan kebutuhan.
- Mengetel: menghilangkan kanji dari mori dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan : minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya. Lalu mori diuleni setelah rata dijemur sampai kering lalu diuleni lagi dan dijemur kembali. Proses ini diulang-ulang sampai tiga minggu lamanya lalu di cuci sampai bersih. Proses ini agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan sempurna.
- Nglengreng: Menggambar langsung pada kain.
- Isen-isen: memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng.
- Nembok: menutup (ngeblok) bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
- Ngobat: Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna.
- Nglorod: Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih (finishing).
- Pencucian: setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih dan kemudian dijemur.
0 Komentar